Mengunjungi Pura Besakih, Museum Geopark, Desa Penglipuran dan Desa Bonyoh Mahasiswa Modul Nusantara FHIS Melaksanakan Kegiatan Kebhinekaan

  Publish 11 Mei 2024       Wiardi 

 

Singaraaja, 11 Mei 2024. Kegiatan Modul Nusantara kelompok Srikandi yang dibimbing oleh Ibu Dr. Ni Putu Rai Yuliartini, S.H., M.H. melaksanakan kegiatan Kebhinekaan dibeberapa tempat seperti Pura Agung Besakih terletak di Desa Besakih, Kecamatan Rendang, berada di lereng sebelah barat daya Gunung Agung yang merupakan gunung tertinggi di Bali. Akses dari Kota Denpasar untuk mencapai tempat ini berjarak sekitar 25 km ke arah utara dari Kota Semarapura – Kabupaten Klungkung. Perjalanan menuju Pura Besakih melewati panorama Bukit Jambul yang juga merupakan salah satu obyek dan daya tarik wisata Kabupaten Karangasem.

Letak Pura Besakih sengaja dipilih di desa yang dianggap suci karena letaknya yang tinggi, yang disebut Hulundang Basukih yang kemudian menjadi Desa Besakih. Nama Besakih diambildari Bahasa Sansekerta, wasuki atau dalam bahasa Jawa Kuno basuki yang berarti selamat. Selain itu, nama Pura Besakih didasari pula oleh mithologi Naga Basuki sebagai penyeimbang Gunung Mandara.

Kemudian melanjutkan kegiatan ke Museum Geopark Batur adalah museum yang menyajikan informasi taman bumi nasional dan mancanegara dan mahasiswa modul nusantara diajak untuk melihat desa yang dinobatkan sebagai desa terbersih di dunia yaitu Desa Penglipuran. Penglipuran adalah salah satu desa adat dari Kabupaten Bangli, Provinsi Bali, Indonesia. Desa ini terkenal sebagai salah satu destinasi wisata di Bali karena masyarakatnya yang masih menjalankan dan melestarikan budaya tradisional Bali dalam kehidupan mereka sehari-hari. Arsitektur bangunan dan pengolahan lahan masih mengikuti konsep Tri Hita Karana, filosofi masyarakat Bali mengenai keseimbangan hubungan antara Tuhan, manusia, dan lingkungannya. Mereka berhasil membangun pariwisata yang menguntungkan seluruh masyarakatnya tanpa menghilangkan budaya dan tradisi mereka. Pada tahun 1995, desa Penglipuran juga mendapatkan penghargaan Kalpataru dari pemerintah Indonesia atas usahanya melindungi hutan bambu di ekosistem lokal mereka. Dan destinasi terkahir yaitu ke Desa Boyoh untuk memetih buah jeruk yang ada disana.

Dosen pembimbing Modul Nusantara Kelompok Srikandi, Ibu Dr. Ni Putu Rai Yuliartini, S.H., M.H. berharap dengan mengunjungi tempat-tempat tersebut seluruh mahasiswa modul nusantara dapat belajar dan memahami arti dan makna yang mereka temukan, sehingga mereka mendapatkan bekal dan ilmu pengetahuan sesuai dengan kegiatan modul nusantara yang dirancang oleh kementerian.

Kategori: 

Kata Kunci: 

Publikasi Terkait: