Kata Pengantar
Dekan Fakultas Geografi IJMS
“Khairunnas anfa’uhum linnas”,
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang Iain” (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim)
Yang kami hormati para geograf, peneliti dan pendidik geografi, dan segenap peserta Seminar Nasional Geografi UMS 2015. Kita tidak boleh hanya menjadi *ilmuwan menara gading’ yang meletakkan ilmunya setinggi langit dan tak ada keinginan untuk mengaplikasikan di kehidupan masyarakat. Kita dituntut untuk menjadi ‘ilmuwan menara airs yang bermanfaat dan memberdayakan masyarakat.
Ribuan penelitian dan pengabdian pada masyarakat telah dilakukan oleh para Geograf dan peneliti tiap tahunnya, akan tetapi sebagian besar hasilnya masih berupa laporan yang tersimpan rapi di perpustakaan. Maka pertanyaannya adalah: sejauh mana hasil penelitian dan pengabdian pada masyarakat tersebut berdampak bagi kesejahteraan masyarakat luas? Para Geograf bertanggung jawab untuk melakukan berbagai upaya peningkatan kebermaknaan hasil penelitian dan pengabdian pada masyarakat yang telah dilakukan.
Dilatarbelakangi oleh pemikiran itulah Fakultas Geografi IJMS menyelenggarakan Seminar Nasional dengan tema “Peran Geograf dan Peneliti dalam Menghasilkan Penelitian dan Pengabdian yang Berdayaguna bagi Masyarakat”. Kegiatan ini merupakan ajang komunikasi antar penggiat geografi dan peneliti di Indonesia sehingga didapatkan penelitian dan pengabdian pada masyarakat yang berkualitas dan memiliki daya guna optimal bagi kemajuan dan kemandirian bangsa Indonesia.
Alhamdulillah, Seminar Nasional ini memperoleh sambutan yang hangat dari para geograf dan peneliti baik di tanah air dan bahkan dari manca negara. yaitu dari University of Leeds, United Kingdom. Hal ini terbukti dari cukup melimpahnya jumlah abstrak yang masuk, yaitu 97 judul abstrak yang dikirim dari berbagai penjuru tanah air, seperti Sulawesi, Kalimantan, Sumatera, NTT, Bali, dan tentu saja Jawa Timur, Jawa Barat, DIY serta Jawa Tengah sendiri.
Setelah melalui proses review yang no name (tanpa nama) oleh tim review yang terdiri dari Prof. Dr. rer. nat. Muh. Aris Marfai, S.Si., M.Sc. (Geografi UGM) dan Dr. Kuswadji Dwi Priyono, M.Si. (Geografi UMS) terdapat 70 judul abstrak yang 1010s untuk dipresentasikan dalam seminar ini.
Kami menghaturkan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada para pengirim abstrak, khususnya kepada Institusi yang paling banyak mengirim abstrak yaitu BIG (15 judul), BPTKP DAS Surakarta (19 judul), Fakultas Geografi IJGM (11 judul). Fakultas Geograi IJMS (9 judul), dan FKIP Geografi UNS (6 Judul)
Tiada gading yang tak retak. Demikian pula Kami sebagai penyelenggara yang tak sempurna dalam melayani para peserta sekalian. Oleh karena itu, dengan setulus hati Kami mohon maaf jika ada kekurangan. Kami juga sampaikan apreasiasi dan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah membantu terselenggaranya seminar ini.
Selamat mengikuti Seminar Nasional Geografi UMS 2015. Semoga barokah dan hasilnya berdayaguna bagi Masyarakat.
Surakarta, 7 Maret 2015
Dekan Fakultas Geografi UMS
Drs. Priyono, M.Si.
POLA SPASIAL KETAHANAN TRI HITA KARANA
SISTEM SUBAK Dl KAWASAN METROPOLITAN SARBAGITA KABUPATEN BADUNG BALI
I Putu Sriartha
Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja
Email: psriartha@yahoo.com
ABSTRAK – Sistem subak telah ditetapkan oleh Unesco sebagai warisan budaya dunia yang harus dilindungi, namun kondisi empirik menunjukkan bahwa eksistensi subak semakin terancam seiring dengan dinamika perkembangan lingkungan eksternalnya. Penelitian ini dilakukan pada tiga kecamatan di Kabupaten Badung sebagai bagian dari kawasan metropolitan Sarbagita (Denpasar, Badung, Gianyar, Tabanan) yang perkembangannya terpesat di Bali. Tujuan penelitian adalah : (1) mendeskripsikan pola spasial ketahanan sistem subak yang berlandaskan Tri Hita Karana (THK), dan (2) menganalisis gejala-gejala eksternal yang mengancam ketahanan sistem subak. Unit analisis adalah wilayah subak yang berjumlah 69 subak. Data ketahanan THK dikumpulkan dari pengurus subak dengan teknik wawancara berkelompok, berpedoman pada kuisioner yang telah disiapkan. Data tentang gejaia-gejala eksternal didapat dari instansi terkait penyimpanan data dan pengamatan lapangan. Data penelitian analisis dengan teknik deskriptif kuantitatif dan pola analisis spasial. Hasil penelitian menemukan bahwa ketahanan sistem subak terbagi dalam tiga kategori, yaitu ketahanan THK tinggi ( 29 subak atau 42,0%), ketahanan THK sedang (28 subak atau 40,6%), dan ketahanan THK rendah (12 subak atau 17,4%). Secara spasial masing-masing kategori ketahanan THK membentuk pola mengelompok mengikuti prinsip distance decay. Semakin dekat dengan pusat pariwisata dan peta cenderung mengelompok ketahanan THK rendah, demikian sebaliknya. Terjadinya variasi ketahanan THK subak terkait erat dengan dinamika perkembangan lingkungan eksternalnya. Terdapat lima gejala perkembangan eksternal yang mengancam ketahanan THK sistem subak, yaitu : (1) perubahan rencana tata ruang wilayah dari pemerintah, (2) perkembangan ekonomi sektor nonpertanian, (3) perkembangan demografi, (4) perkembangan luas lahan terbangun, dan (5) perkembangan insfrastruktur jalan. Ketahanan THK merupakan sumber dari keberlanjutan sistem subak untuk melindungi keberlanjutan sistem subak, pemerintah daerah harus segera membuat instrumen akademik berupa zonasi tata ruang subak abadi yang diberlakukan secara konsisten, tegas, dan adil, serta program-program pemberdayaan ekonomi subak. Ketahanan THK subak tinggi dan sedang agar dilindungi menjadi sistem subak abadi/subak eksklusif.
Kata Kunci: Polo Spasial, Ketahanan Tri Hita Karana, Sistem Subak.
Untuk mengunduh prosiding dapat dilihat pada lampiran file berikut.